Rabu, 12 Juli 2017

Mitos Seputar Pantai Carita Banten


Pantai Carita menjadi salah satu lokasi wisata yang cukup banyak digandrungi orang keika memasuki waktu liburan. Selain dikenal dengan keindahan pemandangan alam yang dimilikinya, pantai ini juga dapat menjadi tempat yang cocok untuk melepaskan penat dari sibuknya aktivitas harian. Dari kota Jakarta, pantai ini dapat anda tempuh dengan perjalanan yang memakan waktu sekitar 2 ½ jam. Pantai yang masih alami ini memiliki beragam keunikan, selain nuansanya yang selalu terasa alami, di pantai ini juga terdapat kampung nelayan, yang memang sangat kental dengan nuansa alamnya. 

Mitos Dan Fenomena Unik Dari Pantai Carita Banten

Bagi anda yang ingin mengunjungi pantai yang satu ini, sebaiknya anda juga bersiap-siap dengan beragam mitos serta fenomena unik yang dimilikinya. Ingin tau apa saja? Simaklah penjelasannya di bagian bawah ini :

Pantai yang tidak tembus

Pantai ini dinyatakan sebagai pantai yang tidak tembus karena infrastruktur jalan yang dimilikinya sudah rusak. Karena itulah meskipun dikenal sebagai tempat wisata pantai carita dalam jangka waktu yang sudah cukup lama, namun pantai ini masih saja sepi akan pengunjung. Selain itu, ketersediaan villa yang terdapat di pantai ini juga merupakan bentuk keunikan tersendiri. Pasalnya banyak bangunan-bangunan bekas masa penjajahan Belanda yang menjadi bukti kekerasan pada warga Indonesia, namun justru dijadikan sebagia villa-villa bagi para pengunjungnya.

Villa angker

Seperti yang telah disebutkan pada bagian di atas tadi, bahwa PantaiCarita dikenal dengan bangunan bekas masa penjajahan Belanda. Meskipun bangunan tersebut telah direnovasi sehingga tampil dengan lebih bersih dan juga rapi, bahkan tempat tersebut juga dijadikan sebagai tempat peristirahatan. Namun tetap saja, banyak diantaranya para pengunjung yang merasa enggan dan bahkan menyatakan bahwa mereka telah diganggu oleh mahluk kasat mata, meskipun mereka sendiri tidak tahu dengan pasti siapa dan mengapa mereka mengganggunya.

Fasilitas minim

Berkaitan dengan kurangnya jumlah wisatawan yang mengunjungi lokasi pantai carita ini, maka tidak perlu heran jika fasilitas yang dimilikinya pun sangatlah minim. Apalagi pihak pengurus pariwisata juga seringkali tidak mau memenuhi kebutuhan fasilitas pantai seperti halnya fasilitas yang disediakan pada pantai-pantai lainnya. Karena itulah banyak diantaranya para pengunjung yang merasa kecewa, karena meskipun pantai ini sangat indah dan juga nyaman untuk dijadikan tempat liburan namun jika fasilitasnya tidak mendukung maka hal ini pun akan sangat menyulitkan. Namun seiring dengan perkembangannya, kini pantai ini pun mulai banyak menarik perhatian, sehingga beberapa fasilitas pun mulai dibangun dan disediakan untuk memenuhi kebutuhan para pengunjungnya.

Dinobatkan sebagai pantai yang angker

Pada mulanya pantai yang satu ini sama dengan pantai lainnya, namun memasuki tahun 1883, maka pantai carita banten pun mulai berubah menjadi pantai yang cukup menyeramkan. Hal tersebut tidak lain dikarenakan meletusnya gunung Krakatau yang memang berlokasi sangat dekat. Pada saat itu, gunung Krakatau mengeluarkan seluruh isi perutnya, sehingga menghasilkan dampak yang sangat berbahaya, baik itu bagi negara Indonesia atau bahkan negara-negara lain yang berdekatan dengannya. Lebih dari itu negara yang memiliki lokasi cukup jauh pun juga cukup terpengaruh, khususnya terkait dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya.

Cerita buruk yang tersebar di masyarakat

Di tahun 1809 hingga 1810, wilayah pantai yang satu ini dikenal dengan cerita buruk yang dimilikinya, bahkan pada masa-masa tersebut masyarakat di sekitarnya menyebut masa itu dengan sebutan episode buruk. Hal ini berkaitan dengan masa penjajahan Belanda yang sangat tidak manusiawi dan dilakukan di pantai itu terhadap masyarakat Indonesia. Itulah mengapa pantai ini disebut sebagai saksi bisu dari perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah serta bentuk penderitaan yang dirasakan sangat sadis.

Itulah kiranya beberapa fenomena unik yang dimiliki Pantai Carita dan tidak dimiliki oleh pantia lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar